Vatikan Ungkap Paus Fransiskus dengan Jelas Mengecam Invasi Rusia ke Ukraina

Jakarta, satunusanet.com – Setelah Ukraina mengklaim bahwa Paus Fransiskus tidak kritis terhadap Rusia karena menginvasi Ukraina pada akhir Februari, Vatikan mengklarifikasi pernyataan tersebut mengatakan bahwa Paus Fransiskus dengan jelas mengecam perang sebagai sesuatu yang “tidak berperikemanusiaan, menjijikkan, dan asusila.

Pekan lalu, Paus Fransiskus memicu kontroversi ketika berbicara dalam audiensi umum mingguannya. Paus menyebut seorang jurnalis dan komentator politik Rusia yang terbunuh oleh bom di bawah kursi mobil di Moskow sebagai “gadis malang”.

Paus Fransiskus menyatakan pembunuhan Darya Dugina, putri ahli teori politik sayap kanan Rusia Alexander Dugin, sebagai korban perang yang tidak bersalah.

Aleksandr Dugin sering disebut sebagai pemberi pengaruh rahasia kebijakan luar negeri Rusia selama bertahun-tahun.

Rusia menuding pembunuhan Dugina pada 20 Agustus dilakukan oleh intelijen Ukraina, tetapi tuduhan itu dibantah oleh Kiev.

Dalam pernyataannya, Paus Fransiskus juga mengatakan anak yatim di Ukraina dan Rusia termasuk di antara “orang-orang yang tidak bersalah” yang telah menjadi korban “kegilaan perang”.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memanggil duta besar Vatikan untuk Kyiv untuk memprotes kata-kata Paus yang dianggap  tidak adil dan telah menghancurkan hati Ukraina.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (30/8), Vatikan mencoba memperbaiki hubungan yang tegang tersebut. Diskusi publik baru-baru ini tentang signifikansi politik dikaitkan dengan komentar Paus tentang Ukraina.

Vatikan mengatakan bahwa kalimat Bapa Suci harus dilihat sebagai kepedulian membela kehidupan manusia dan nilai-nilai yang terkait dengan itu dan bukan merupakan sikap politik.

“Mengenai perang berdimensi luas di Ukraina yang dimulai oleh invasi Rusia, intervensi Bapa Suci Fransiskus jelas dan tegas membuat banyak kecaman terhadap perang  sebagai salah satu yang  tidak dibenarkan secara moral, tidak dapat diterima, biadab, tidak masuk akal, menjijikkan, dan asusila.”

Baca Juga  Komunikasi Politik Mulai dibuka, PKB Sebut Koalisi Bersama Gerindra Lebih Realistis

Pada hari yang sama saat Ukraina mengecam pernyataan Paus, kepala Gereja Ortodoks Rusia membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Paus Fransiskus bulan September.

Pemimpin Katolik di dunia ini mengatakan ingin mengunjungi  Ukraina untuk menjadi pembawa damai, namun perjalanan itu tidak mungkin dilakukan oleh Paus berusia 85 tahun, yang menderita sakit di lututnya sehingga semakin bergantung pada kursi roda.

Share :