Menteri Luar Negeri Pakistan Minta Bantuan Internasional Atasi Banjir Bandang

Islamabad, satunusanet.com – Pemerintah Pakistan mengumumkan kondisi darurat di wilayah terdampak dan meminta bantuan lembaga-lembaga keuangan internasional dalam merespon bencana banjir bandang di Provinsi Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa.

Hujan monsun yang menyebabkan banjir dahsyat di utara dan selatan negara itu, mempengaruhi hidup lebih dari 30 juta orang dan menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Dikutip dari Reuters, Menteri Luar Negeri Pakistan mengatakan membutuhkan bantuan keuangan internasional untuk menangani banjir. Seraya menambahkan bahwa ia berharap lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional akan memperhitungkan dampak ekonomi.

“Saya belum pernah melihat kehancuran dalam skala  ini, saya merasa sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata … itu luar biasa,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari dalam sebuah wawancara dengan Reuters. Banyak Jutaan hektar lahan pertanian yang menjadi mata pencaharian penduduk telah hancur akibat derasnya air.

“Jelas ini akan berpengaruh pada situasi ekonomi secara keseluruhan,” katanya.

Negara Asia Selatan itu sudah berada dalam krisis ekonomi, menghadapi inflasi yang tinggi, mata uang yang terdepresiasi dan defisit transaksi berjalan.

Dewan IMF akan memutuskan minggu ini apakah akan mengeluarkan US$ 1,2 miliar US dollar sebagai bagian dari program bailout Pakistan tahap ketujuh dan kedelapan tahun 2019.

Bhutto-Zardari mengatakan dewan IMF kemungkinan akan menyetujui pembebasan tersebut mengingat kesepakatan antara pejabat Pakistan dan dewan IMF telah dicapai dan ia berharap dalam beberapa bulan mendatang IMF akan memahami dampak akibat banjir.

Saya berharap tidak hanya IMF, tetapi komunitas internasional dan lembaga internasional untuk memahami tingkat kehancuran dari dampak banjir,” katanya.

Bhutto-Zardari, putra mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh, mengatakan dampak ekonomi masih dinilai, namun diperkirakan mencapai US$4 miliar.  Mengingat dampaknya terhadap infrastruktur dan mata pencaharian masyarakat, ia memperkirakan jumlah totalnya akan jauh lebih tinggi.

Baca Juga  Jokowi Akan Jadi Presiden Asia Pertama yang Temui Zelensky dan Putin

Bank sentral Pakistan menandai hujan muson yang mengguyur Pakistan menjadi ancaman bagi perekonomian mengingat dampaknya terhadap pertanian.

Dalam minggu ini Pakistan akan menyerukan bantuan kepada  negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk berkontribusi pada upaya bantuan dan menangani dampak jangka panjang dari perubahan iklim.

“Pada tahap berikutnya, ketika kita melihat ke arah rehabilitasi dan rekonstruksi, kita akan melakukan pembicaraan tidak hanya dengan IMF, tetapi dengan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia,” kata Bhutto-Zardari.

Bhutto-Zardari mengatakan setelah upaya bantuan, negara-negara lain harus melihat bagaimana mengembangkan infrastruktur yang lebih tahan terhadap banjir dan kekeringan dan mengatasi perubahan besar yang dihadapi oleh sektor pertanian.

“Pakistan menanggung beban perubahan iklim. Ini terjadi karena negara –negara lain dengan jejak karbon yang lebih besar tidak berusaha untuk mengurangi emisi mereka. Namun, kami dibuat hancur oleh bencana iklim seperti ini berulang kali, dan kami harus beradaptasi dengan dumber daya yang terbatas,” ujarnya.

Share :