Jakarta, satunusanet.com – Sumur keramat oleh sebagian masyarakat Indonesia, memiliki daya magis tertentu. Atau paling tidak memuat kisah misteri tentang keberadaannya.
Sama halnya dengan keberadaan sumur keramat yang ada di Kampung Pitu. Cerita tentang Kampung Pitu yang berlokasi di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran Yogyakarta, sempat tersiar cepat di jagad maya.
Sesuai namanya, kampung tersebut hanya dihuni sebanyak 7 keluarga karena kata “pitu” berarti tujuh dalam bahasa Indonesia.
Anehnya, bila kampung itu dihuni lebih dari 7 keluarga, maka salah satu dari keluarga itu akan pergi dengan sendirinya. Entah karena tidak betah dan memilih pergi, atau pergi untuk selamanya atau meninggal dunia. Sementara itu jika jumlah keluarganya kurang, maka secara otomatis akan terisi dengan sendirinya. Berikut selengkapnya:
Kisah kampung ini diambil dari beragam sumber yang menyebut bahwa awalnya kampung itu bernama Tlogo Goyangan. Namun sudah sekian lama kampung itu berubah nama menjadi Kampung Pitu. Redjo Dimulyo, juru kunci Kampung Pitu, sudah tinggal di kampung tersebut sejak ia lahir di tahun 1917. Sehingga dia sudah 100 tahun lebih tinggal di kampung itu.
Sumur Keramat
Keberadaan air di kampung itu tak lepas dari adanya sumur yang dikeramatkan di sana. Konon sumur itu mempunyai karunianya sendiri. Nama sumur itu adalah Telogo Guyangan. Menurut kisah, di dalamnya terdapat Air Suci Purwitosari yang menjadi napak tilas bidadari. Namun ada larangan yang harus di taati oleh siapapun.
Larangannya, tidak boleh tinggal di situ. Kalau tidak maka yang diusir nyawanya, tubuhnya ditinggal. Kisah lainnya, cikal bakal adanya Kampung Pitu berasal dari seorang kakek bernama Eyang Iro Kromo. Dia adalah orang yang pertama kali tinggal di Kampung Pitu. Eyang mengetahui di sini ada sebuah pohon, namanya Kinah Gadungwulung. Dari pihak Kraton, siapa yang bisa menjaga pohon tersebut nantinya akan diberi lahan untuk anak cucunya kelak.