Jakarta, satunusanet.com – Belakangan ini kasus kekerasan terhadap anak sering terjadi berupa fisik, seksual, dan penganiyaan terhadap anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus menyadari bentuk-bentuk kekerasan anak guna memberikan pemahaman dan melindungi anak dari perilaku kekerasan.
“Anak harus diberitahu tentang cara-cara menghindari hal-hal yang dapat membahayakan mereka. Selain itu, juga diberi pemahaman tentang apa itu kekerasan dan hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kekerasan,” ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak kementerian Pemberdayaan Perermpuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar, menanggapi kasus perundungan terhadap siswa SD di Tasikmalaya, saat dihubungi Antara.
Menurut Nahar, pemahaman terkait kekerasan sangat penting disampaikan kepada anak agar memiliki pengetahuan dan membantu anak lebih siap saat berinteraksi dengan lingkungannya.
“Potensi dan ancaman kekerasan bisa terjadi di mana saja. Kekerasan ada disekitar kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh lelah memastikan upaya pencegahan dilakukan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Seperti peristiwa yang baru-baru ini terjadi. Seorang siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia diduga karena trauma dan depresi akibat perundungan.
Korban mengalami perundungan dari teman-teman sebayanya hingga dipaksa melakukan hal tidak senonoh dengan seekor kucing. Adegan tersebut direkam oleh teman-teman korban dan disebarkan dan menjadi viral di media sosial.
Sebelum meninggal, korban mengalami trauma dan depresi, sehingga kondisi kesehatannya terus menurun.
“Korban mengeluh sakit di tenggorokan hingga tidak mau makan atau pun minum. Secara psikis, kondisi korban tampak murung dan sering melamun,” kata Nahar.
Korban akhirnya meninggal dunia di RSUD Tasikmalaya.