Penduduk Dunia Terselamatkan dengan 12 Miliar Dosis Vaksin COVID-19

Jakarta, satunusanet.com – Lebih dari tiga tahun, dunia diselubungi virus COVID-19. Di tahun-tahun pertama, aktivitas manusia seolah lumpuh, bahkan diliputi ketakutan akan ancaman kematian.

Ilmuan dan negarawan pun berpikir keras menghadapi dampak dari virus yang menciptakan tragedi pilu yang harus dialami para tenaga medis maupun masyarakat awam.

Namun ditengah balutan ancaman tersebut, masih ada sika solider yang ditunjukan sebagian besar orang untuk saling menolong dalam kesulitan bersama.

Dunia bergerak secara sosial untuk membantu mereka yang terkena dampak ekonomi, dan bergerak cepat di bidang kesehatan untuk mengatasi bahaya laten ini,

Dalam beberapa waktu lamanya, kaum ilmuan berupaya menemukan cara dengan inovasi kesehatan yang berupa penciptaan vaksin untuk mengatasi virus COVID-19 yang telah menggerayangi negara-negara.

Sikap kebersamaan ini, ampuh untuk menciptakan beragam vaksin yang bisa membantu setiap orang untuk kembali beraktivitas meskipun ancaman virus COVID-19 masih membayangi kehidupan manusia.

Secara global, hampir 12 miliar dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan dan pasokan vaksin yang tersedia saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi global.

Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) yang berlangsung secara virtual pada Rabu (08/06/2022), dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Pembangunan Internasional Kanada, dan Menteri Kesehatan Ethiopia.

Dalam kesempatan tersebut seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Kemlu RI, Kamis, Menlu Retno menyampaikan bahwa dunia saat ini menyaksikan tren positif terkait pandemi COVID-19. Jumlah kasus baru dan korban jiwa terus melandai.
Pencapaian ini tak lepas dari peran COVAX sekaligus menjadi bukti bahwa multilateralisme dapat membuahkan hasil.

Namun, Retno menegaskan bahwa tugas COVAX belum selesai dan pandemi COVID-19 masih belum berakhir.
Kesenjangan vaksinasi masih terjadi meskipun pasokan vaksin global sudah memadai.

Baca Juga  WHO : Kasus Cacar Monyet Global Turun 21 Persen

“Kesenjangan vaksin masih terjadi. Banyak orang dengan risiko tinggi di negara berpendapatan rendah belum divaksin. Jumlah dosis vaksin yang tersedia masih belum bisa diimbangi oleh tingkat penyerapannya,” kata Retno.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo pada COVAX AMC Summit yang berlangsung April 2022, Retno kembali menyerukan pentingnya untuk segera mendorong vaksin menjadi vaksinasi.
Untuk itu, kata dia, diperlukan pembaruan fokus global kepada dua hal penting, yaitu memberi prioritas pendanaan pada upaya vaksinasi dan mengintegrasikan vaksinasi COVID-19 ke dalam intervensi kesehatan lainnya.

Lebih lanjut Retno menegaskan bahwa COVAX saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari arsitektur kesehatan global.

Keberadaan COVAX menjadi penting karena dua hal, yaitu perlu dipelihara solidaritas multi-pemangku kepentingan di tingkat global dan perlu dilestarikan akses yang setara terhadap solusi kesehatan, khususnya bagi negara-negara berkembang.

“Ini adalah alasan fundamental kenapa COVAX harus terus ada setelah 2022 dan usai pandemi,” tutur Retno.

COVAX AMC merupakan mekanisme global yang bertujuan menyalurkan vaksin secara gratis kepada negara anggotanya, yaitu 92 negara berpendapatan menengah ke bawah dan berpendapatan rendah.

Hingga 3 April 2022, Indonesia telah menerima 130.662.975 dosis vaksin dari skema mekanisme COVAX AMC maupun skema berbagi vaksin (dose-sharing) bilateral. Secara keseluruhan, COVAX hingga kini telah mengirimkan 1,5 miliar dosis vaksin ke 144 negara, yang 88 persen diantaranya dikirimkan ke 87 negara AMC.

Kebersamaan secara global ini menunjukkan bahwa, apapun persoalan yang menghadang, bila dihadapi dengan sikap sosial, toleran, dan saling peduli, pasti melahirkan kebaikan bagi kemaslahatan umat manusia.

Share :