Vatikan, satunusanet.com – Paus Fransiskus pada Minggu (27/6), menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari aksi kekerasan dan gelombang demo di Ekuador yang tidak kunjung membaik.
Para demonstran, yang sebagian besar adalah penduduk asli Ekuador, menuntut penurunan harga bahan bakar (BBM) dan makanan serta biaya hidup.
Dilansir dari abs-cbn news, seusai doa Angelus, Minggu (26/6) di Vatikan, Paus Fransiskus mengungkapkan keprihatinannya atas kerusuhan yang terjadi selama dua pekan di Ekuador.
“Saya mengikuti gelombang protes dengan prihatin apa yang terjadi di Ekuador,” kata paus asal Argentina itu.
“Saya mendorong semua pihak untuk mengakhiri kekerasan dan aksi anarkis.. Mari kita belajar, hanya melalui dialog perdamaian sosial dapat dicapai, saya harap segera.”
Paus Fransiskus, 85 tahun, menyerukan perhatian khusus diberikan kepada penduduk yang terpinggirkan dan yang termiskin, tetapi selalu menghormati hak semua orang, dan institusi negara.
Majelis Nasional Ekuador akan mengadakan pemungutan suara terkait apakah akan menggulingkan Presiden Guillermo Lasso atas protes yang telah menewaskan enam orang dan puluhan luka-luka dalam aksi demontrasi yang dimulai pada 13 Juni.
Paus Fransiskus juga menyoroti kematian saudari Luisa Dell’Orto, seorang misionaris Italia terbunuh pada Sabtu di ibukota Haiti, Port-au-Prince.
Selama 20 tahun Suster Luisa tinggal di sana, mengabdikan diri untuk melayani anak-anak jalanan.
“Saya mempercayakan jiwanya kepada Tuhan dan berdoa untuk orang-orang Haiti, terutama untuk orang muda, sehingga mereka dapat memiliki masa depan yang lebih damai tanpa kesengsaraan, dan tanpa kekerasan.”
“Suster Lucia mempersembahkan hidupnya kepada orang lain, sampai mati Syahid,” tambahnya.
Paus juga mengatakan perang yang terjadi di Ukraina telah menyebabkan kematian, kehancuran dan penderitaan. Janganlah kita melupakan orang-orang yang menderita akibat perang.